kemaren iseng-iseng buka majalah pas mampir di rental komik, nah pas ada artikel “the most haunted places in the world”, dimana yg pertama ditulis adalah makam di kebon jeruk, disusul lawang sewu semarang, ada juga dracula castle di hungaria ya, trus menara eiffel, amytyville di as juga ada. bukan mo cerita soal hantu sih sebenere tapi jadi keinget ma rumah-rumah tua n klasik yg sering aku lewati di mana-mana, especially di salatiga tercinta.
dikarenakan kebiasaan sering jalan (jalan kaki maksudnya, bukan naek motor, angkot, apalagi mobil sendiri), aku dari dulu (agak, kadang, sering) mengamati hal-hal, orang-orang yang kujumpai sepanjang perjalananku, langit, awan, pohon, rumput, rumah, selebaran-selebaran yang ditempel sembarang, grafiti, spanduk-spanduk iklan ataupun event-event tertentu, para mahasiswa, para penjaja kaki lima, dll. tapi kadang aku juga ga merhatiin sama sekali!
nah yg paling membuatku tertarik (at least aku noleh) adalah rumah-rumah yang menurutku “keren”. rumah-rumah kuno baik itu dengan arsitektur kolonial belanda atawa arsitektur jawa kuno. ada yg masih terawat, ada sudah benar-benar bobrok alis abandoned or maybe “haunted” tadi.
ada rumah gaya kolonial dengan pekarang hijau, asri, bangunannya dicat putih, jendela dan pintu yang besar dan tinggi, lantai dari ubin lama (kesannya dingin), ruangannya besar dan terkesan “dark” dengan langit-langit tinggi, kadang sepi, kadang terlihat ada mobil sedan bmw versi antik tp terawat, kadang jendela terbuka dimana terlihat lampu gantung besar model kuno, beranda dengan kursi dan meja gaya lama juga dicat warna putih. entah kenapa seperti ada aura khusus, mungkin saja aku cuma sentimentil atau terhanyut dengan pikirna-pikiran tentang sejarah, dan kenangan-kenangan yg sudah menyertai rumah tersebut selama bertahun-tahun (atau mungkin berabad-abad)!
ada juga sebuah rumah kuno yang sudah agak tidak terawat, tapi nampaknya masih ada yang tinggal di sana, letaknya tepat di tikungan, cat dinding putih tapi udah kusam agak menghitam, agak suram dengan pohon-pohon belimbing di bagian depan (dimana buahnya sering banyak jatuh ke luar, dibiarkan), terlihat tua tapi yang bikin kontras adalah terkadang suara keras musik dari audio player modern dg musik zaman sekarang, ternyata rumah tersebut dikontrak para mahasiswa.
kadang aku berhenti sejenak bila melewati rumah-rumah seperti itu, atau cuma lewat dengan cepat sambil menoleh dengan pikiran tak tentu, kadang lewat sambil tersenyum, seperti terseret ke masa lalu, ke zaman dulu…walaupun nggak tau yg kayak gimana (tp ngebayangin dari pelajaran sejarah atau baca-baca buku hehehe), kadang juga berseloroh “aku pengen punya rumah kayak gini besok”, hehehee… dan komentarnya macam-macam, “ih mahal lho perawatannya”, “nggak praktis”, or “wuih takut, pasti ada hantunya, serem”, de-el-el.
nggak tau juga kenapa aku mungkin aku lebih pro ma yang berbau “past” ya? (ya… kecuali internet, mp4, vcd, dvd, hahaha). historis, melankolis, memories …(cieee maksa biar rima belakangnya “s” semua kekekeke). tau ni, kebiasaanya menengok “ke belakang” susah diilangin, hehehe…
o, iya, jadi inget, ngomongin soal rumah, pernah ada seorang yang bilang ke aku klo “rumah itu juga bisa berarti seseorang” lho?
dikarenakan kebiasaan sering jalan (jalan kaki maksudnya, bukan naek motor, angkot, apalagi mobil sendiri), aku dari dulu (agak, kadang, sering) mengamati hal-hal, orang-orang yang kujumpai sepanjang perjalananku, langit, awan, pohon, rumput, rumah, selebaran-selebaran yang ditempel sembarang, grafiti, spanduk-spanduk iklan ataupun event-event tertentu, para mahasiswa, para penjaja kaki lima, dll. tapi kadang aku juga ga merhatiin sama sekali!
nah yg paling membuatku tertarik (at least aku noleh) adalah rumah-rumah yang menurutku “keren”. rumah-rumah kuno baik itu dengan arsitektur kolonial belanda atawa arsitektur jawa kuno. ada yg masih terawat, ada sudah benar-benar bobrok alis abandoned or maybe “haunted” tadi.
ada rumah gaya kolonial dengan pekarang hijau, asri, bangunannya dicat putih, jendela dan pintu yang besar dan tinggi, lantai dari ubin lama (kesannya dingin), ruangannya besar dan terkesan “dark” dengan langit-langit tinggi, kadang sepi, kadang terlihat ada mobil sedan bmw versi antik tp terawat, kadang jendela terbuka dimana terlihat lampu gantung besar model kuno, beranda dengan kursi dan meja gaya lama juga dicat warna putih. entah kenapa seperti ada aura khusus, mungkin saja aku cuma sentimentil atau terhanyut dengan pikirna-pikiran tentang sejarah, dan kenangan-kenangan yg sudah menyertai rumah tersebut selama bertahun-tahun (atau mungkin berabad-abad)!
ada juga sebuah rumah kuno yang sudah agak tidak terawat, tapi nampaknya masih ada yang tinggal di sana, letaknya tepat di tikungan, cat dinding putih tapi udah kusam agak menghitam, agak suram dengan pohon-pohon belimbing di bagian depan (dimana buahnya sering banyak jatuh ke luar, dibiarkan), terlihat tua tapi yang bikin kontras adalah terkadang suara keras musik dari audio player modern dg musik zaman sekarang, ternyata rumah tersebut dikontrak para mahasiswa.
kadang aku berhenti sejenak bila melewati rumah-rumah seperti itu, atau cuma lewat dengan cepat sambil menoleh dengan pikiran tak tentu, kadang lewat sambil tersenyum, seperti terseret ke masa lalu, ke zaman dulu…walaupun nggak tau yg kayak gimana (tp ngebayangin dari pelajaran sejarah atau baca-baca buku hehehe), kadang juga berseloroh “aku pengen punya rumah kayak gini besok”, hehehee… dan komentarnya macam-macam, “ih mahal lho perawatannya”, “nggak praktis”, or “wuih takut, pasti ada hantunya, serem”, de-el-el.
nggak tau juga kenapa aku mungkin aku lebih pro ma yang berbau “past” ya? (ya… kecuali internet, mp4, vcd, dvd, hahaha). historis, melankolis, memories …(cieee maksa biar rima belakangnya “s” semua kekekeke). tau ni, kebiasaanya menengok “ke belakang” susah diilangin, hehehe…
o, iya, jadi inget, ngomongin soal rumah, pernah ada seorang yang bilang ke aku klo “rumah itu juga bisa berarti seseorang” lho?
No comments:
Post a Comment