Sunday, July 25, 2010

dawn journey

6 agustus 2008
4.30 pagi

kunaikkan kerah jaket sampai ke leher, dinginnya ac mobil (kata sopirnya sih udah paling kecil), ternyata sama menggigitnya dengan udara di luar, gelap dan berkabut. pak sopir mengecek semua koper barbara di bagasi, mbak elke sudah duduk di depan di sebelah sopir, dan aku seperti biasanya memilih tempat duduk di dekat jendela, dengan mbak barbara memilih di tengah karena kakinya panjang, satu tempat duduk lagi disisakan untuk daniel yang sebentar lagi akan kami jemput.
aku memakan pisang yang kucomot dari dapur eke dan barbara (karena emang blom sempat sarapan, cuma air putih doang), elke menghabiskan toastnya juga dengan pisang, sedangkan barbara memakan cornflake tanpa susu alias seperti makan keripik kentang dan dibantu dengan diet coke.
semua sibuk dengan pikiran sendiri yang mungkin belom 100 persen balik, masih mengantuk, kedinginan dan masih mengumpulkan jiwa supaya benar-benar melek.
daniel sudah siap, hanya membawa satu koper besar, komputer dan backpack, dia lebih memilih permen karet untuk membuatnya bangun.
akhirnya kami berangkat juga, ke jogja, ke bandara, guna mengantar barbara dan daniel ke pontianak. pesawat mereka berangkat jam 8.50.
jalanan sama sekali belum ramai, walaupun masih bisa kulihat banyak truk dan bis besar, dengan lampu-lampu terang mereka, menyilaukan. kadang elke dan daniel berbicara dalam bahasa jerman (bahasa ibu mereka), dan aku dan barbara dg bahasa indo maupun inggris campur jadi satu, kadang kami semua berbicara dalam bahasa inggris, atau bahasa indonesia dengan daniel diam seribua bahasa, karena dia baru 6 minggu di sini.
beberapa waktu kemudian kusadari bahwa warna langit sudah mulai berubah, dari gelap menjadi agak merah muda campur oranye dan biru. seperti berlapis-lapis. bagus sekali. dan juga pemandangan yang jarang sekali bisa kutemui apalagi kunikmati karena biasanya aku bangun dengan matahari sudah terang benderang bahkan agak menyengat. daniel bersiul melihat fenomena tersebut dan mengambil kameranya.
memasuki kawasan klaten (sebenarnya jalan pintas dari boyolali menuju klaten), hari sudah mulai terang, sudah banyak orang yang keluar di jalan, dengan mobil, sepeda motor, dan banyak sekali yang naik sepeda, apalagi para murid sekolah yang berpacu dengan jam menuju sekolah mereka.
pada saat melewati areal persawahan, kulihat matahari mulai merekah dengan cerianya, warna oranye dan kuning atau juga sedikit semburat warna merah mulai menampakkan diri. aku tinggal menoleh ke arah kiriku dan pemandangan itu jelas sekali. such a wonderful sight. semua penumpang di mobil (kecuali sopir, tentu saja), menoleh ke arah yang sama, tapi mungkin aku yang paling lama (hampir menempelkan hidungku ke jendela mobil).
semakin jauh, arah yang kami tuju semakin berbeda, dan matahari terbit itu semakin tertinggal di belakang kami dan semakin tidak terlihat. aku bela-belain menoleh untuk melihatnya. aku dikagetkan oleh lagu “memories”-nya within tempation - live at bataclan, paris - yg adalah true tone tanda kalau ada sms masuk. dan karena itu juga aku melihat di tasku bahwa ada oreo blum kebuka. akhirnya biskuit coklat tersebut berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain, kecuali elke dan pak sopir. bandara masih jauh.


Bookmark and Share

No comments:

Post a Comment