pasti sudah kenal dengan ini: “guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa”, lalu bagaimana dengan kebetulan? atau kejadian yang hampir mirip-mirip dalam satu hari atau dua hari berturut-turut? bagaimana kedua hal atau topik tersebut bisa berhubungan?
aku mengalaminya beberapa hari yang lalu, bukan tentang kebetulan sebenarnya, tapi lebih pada kesamaan obyeknya yaitu teacher a.k.a guru. selama dua hari berturut-turut aku bertemu dengan tokoh-tokoh yang pernah menjadi guruku.
kejadian pertama bertemu dengan guruku es-em-pe dulu. lokasinya terjadi di sebuah bank swasta, ketika aku bermaksud melakukan monetary activity (cieee) di sana, mau transfer duit ceritanya. nah pas ngisi formulir setoran - ada beberapa orang di sekitarku yang melakukan hal sama, dan semuanya orang tua - aku mendongak karena mendengar suara yang sepertinya familiar, suara dari masa lalu. dan aku bersitatap dengan seorang perempuan tua yang dulunya adalah guru sejarahku pas kelas 3 es-em-pe. aku tersenyum dan hanya menyapa, karena kami sama-sama sibuk dengan aktivitas menulis jumlah digit uang. aku emang hafal muka orang daripada nama mereka, tapi untuk bu guru yang satu ini aku juga hafal namanya “bu Gi’”. tak lain tak bukan karena seingatku beliau memang sangat “fenomenal” bagi kami para muridnya. pada setiap jam pelajarannya kami harus menyiapkan papan nama (nama kami) diletakkan di atas meja, kelas juga harus super bersih (bahkan saking bersih dan kinclongnya lantai, ada guru yang terpeleset) kami juga harus sudah memahami materi yang akan diajarkan karena pasti akan ada acara “pertanyaan dan hafalan) - well, menurutku berguna juga.
ketika mengantri, saat itulah aku menyalaminya dan berkata bahwa aku dulu salah satu muridnya. dan tak disangka kami mulai ngobrol, ternyata beliau sudah pensiun, bercerita tentang sindrom pasca-guru, tentang suka-dukanya, bertanya tentang aku - dulu angkatan berapa, pekerjaanku sekarang, sudah menikah apa belom, dll. kami berpisah karena aku harus lebih dulu pergi - ditemani dengan doa beliau untuk kesuksesanku dan kebahagianku. amin, bu.
siang harinya, kok bertemu dengan mantan guru es-em-a - ting! langsung kepikiran “tadi guru es-em-pe, sekarang…”. ceritanya aku sedang berkutat dengan deadline terjemahan seperti biasa di rental tercinta, dan ada seorang ibu-ibu datang berkata mau “menerjemahkan”, aku mendongak, dan “lho …ibu…” (karena aku lupa namanya dan dulu beliau guru apa - tapi hanya hafal wajahnya). beliau juga “wah…ternyata murid sendiri ….dalu saya memberi (ilmu) sekarang gantian …”, responnya yang ternyata masih kenal mukaku, tapi aku yakin pasti sama sekali enggak tahu namaku. terjadilah transkasi deadline buat materi S2 beliau tersebut.
keesokan harinya, saat mengantar mami tercinta ke tempat sodara (anaknya dikhitan), nggak disangka di sana ketemu guru es-de-ku dulu. namanya pak Rohani, dulu guru olahraga. dia masih hafal aku walaupun keliru memanggil nama adikku untuk menyebutku. ternyata, ibuku dulu juga merupakan salah satu muridnya! hmmm, jadi kangen masa-masa es-de yang polos dan penuh hal-hal menyenangkan.
sorenya, temanku minta tolong fotonya di-scan, weitsss ternyata foto pas aku kelas 3 es-em-ma, satu kelas - humanity stream alias kelas bahasa - terdiri dari 12 cowok, 12 cewek plus pak Wadi, wali kelas kami - berdiri di tengah-tengah ^ ^
huhuhuu kangen banget rasanya…teman-teman!
aku mengalaminya beberapa hari yang lalu, bukan tentang kebetulan sebenarnya, tapi lebih pada kesamaan obyeknya yaitu teacher a.k.a guru. selama dua hari berturut-turut aku bertemu dengan tokoh-tokoh yang pernah menjadi guruku.
kejadian pertama bertemu dengan guruku es-em-pe dulu. lokasinya terjadi di sebuah bank swasta, ketika aku bermaksud melakukan monetary activity (cieee) di sana, mau transfer duit ceritanya. nah pas ngisi formulir setoran - ada beberapa orang di sekitarku yang melakukan hal sama, dan semuanya orang tua - aku mendongak karena mendengar suara yang sepertinya familiar, suara dari masa lalu. dan aku bersitatap dengan seorang perempuan tua yang dulunya adalah guru sejarahku pas kelas 3 es-em-pe. aku tersenyum dan hanya menyapa, karena kami sama-sama sibuk dengan aktivitas menulis jumlah digit uang. aku emang hafal muka orang daripada nama mereka, tapi untuk bu guru yang satu ini aku juga hafal namanya “bu Gi’”. tak lain tak bukan karena seingatku beliau memang sangat “fenomenal” bagi kami para muridnya. pada setiap jam pelajarannya kami harus menyiapkan papan nama (nama kami) diletakkan di atas meja, kelas juga harus super bersih (bahkan saking bersih dan kinclongnya lantai, ada guru yang terpeleset) kami juga harus sudah memahami materi yang akan diajarkan karena pasti akan ada acara “pertanyaan dan hafalan) - well, menurutku berguna juga.
ketika mengantri, saat itulah aku menyalaminya dan berkata bahwa aku dulu salah satu muridnya. dan tak disangka kami mulai ngobrol, ternyata beliau sudah pensiun, bercerita tentang sindrom pasca-guru, tentang suka-dukanya, bertanya tentang aku - dulu angkatan berapa, pekerjaanku sekarang, sudah menikah apa belom, dll. kami berpisah karena aku harus lebih dulu pergi - ditemani dengan doa beliau untuk kesuksesanku dan kebahagianku. amin, bu.
siang harinya, kok bertemu dengan mantan guru es-em-a - ting! langsung kepikiran “tadi guru es-em-pe, sekarang…”. ceritanya aku sedang berkutat dengan deadline terjemahan seperti biasa di rental tercinta, dan ada seorang ibu-ibu datang berkata mau “menerjemahkan”, aku mendongak, dan “lho …ibu…” (karena aku lupa namanya dan dulu beliau guru apa - tapi hanya hafal wajahnya). beliau juga “wah…ternyata murid sendiri ….dalu saya memberi (ilmu) sekarang gantian …”, responnya yang ternyata masih kenal mukaku, tapi aku yakin pasti sama sekali enggak tahu namaku. terjadilah transkasi deadline buat materi S2 beliau tersebut.
keesokan harinya, saat mengantar mami tercinta ke tempat sodara (anaknya dikhitan), nggak disangka di sana ketemu guru es-de-ku dulu. namanya pak Rohani, dulu guru olahraga. dia masih hafal aku walaupun keliru memanggil nama adikku untuk menyebutku. ternyata, ibuku dulu juga merupakan salah satu muridnya! hmmm, jadi kangen masa-masa es-de yang polos dan penuh hal-hal menyenangkan.
sorenya, temanku minta tolong fotonya di-scan, weitsss ternyata foto pas aku kelas 3 es-em-ma, satu kelas - humanity stream alias kelas bahasa - terdiri dari 12 cowok, 12 cewek plus pak Wadi, wali kelas kami - berdiri di tengah-tengah ^ ^
huhuhuu kangen banget rasanya…teman-teman!
No comments:
Post a Comment