Monday, July 26, 2010

pelangi setelah hujan

menyedihkan … itulah satu kata yang bisa menggambarkan keadaanku sekarang. ya, menyedihkan! menangis sendirian di kantor dalam diam karena takut akan ada yang mendengar. tanpa suara hanya air mata yang berjatuhan membasahi. teringat kisah cintaku yang kandas, padahal sudah lama terjalin, dan bahkan cincin tunangan sudah melingkar di jari manisku. tapi dengan mudahnya dia memutuskan hubungan karena telah ada wanita lain di hatinya - yang lebih mengejutkan atau menyakitkan, atau kedua-duanya - telah mengandung benih anaknya!
langsung membatu mendengarnya.
apa karena aku termasuk orang yang konvensional, yang berketetapan hati bahwa aku akan menjaga diriku - semua yang kumiliki sebagai seorang gadis - sampai aku menikah nantinya. menyerahkan hanya kepada suamiku kelak. apa karena itu? sehingga membuatmu tidak bisa menungguku? padahal aku begitu mencintaimu …
aku jadi bertanya-tanya apa makna cincin yang tersemat di jari manisku, tanda ikatan yang kauberikan, pernyataan perasaanmu. apa rasa itu masih kaumiliki saat kamu bersamanya - saat kamu melakukannya, dengannya!
dengan perasaan benci dan marah segera kulepas cincin pemberianmu itu. dan didorong oleh emosi, kulempar, kubuang keluar. hanya kilaunya yang kulihat sebelum benda itu hilang ditelan hujan deras di luar.
hari sudah sore, banyak kulihat orang berjalan dalam hujan, di bawah payung atau jas hujan mereka, bergegas pulang dari kantor, dari kerja, dari aktivitas mereka.
kubereskan mejaku, kuambil tas dan payungku, lalu keluar dari gedung pencakar langit tempatku bekerja, berbaur dengan orang-orang di jalan, di trotoar. berada di bawah hujan.
tapi, tiba-tiba seeorang yang berlari tanpa sengaja menabrakku sehingga payungku terjatuh. orang tersebut bahkan tidak membuang waktu untuk minta maaf karena dia harus segera menyelamatkan diri dari guyuran air hujan.
air hujan terasa dingin. aku benar-benar ingin menangis lagi dibuatnya. tiba-tiba teringat kata-kata tentang hujan: “i don’t mind walking in the rain ‘coz no one can see me crying”. seseorang mengambilkan payungku yang jatuh. aku meneruskan jalanku.
“lihat, pelangi!” seru seseorang, membuatku dan juga orang-orang di sekitarku yang memang sedang menunggu bis, mendongak serempak ke arah yang ditunjuknya.
dan benar, walaupun samar, jauh dan lengkungnya agak terputus oleh gedung-gedung tinggi beserta pepohonan, pelagi telah muncul. benar-benar pemandangan yang sudah jarang terlihat, sudah terlupakan bahkan, mungkin.
terus kutatap lukisan alam penuh warna tersebut. merasa terpukau. merasa terhibur. dan sadar bahwa pemandangan seindah itu bisa nampak setelah hujan yang sangat deras sekalipun. entah kenapa - seperti mendapat pencerahan - sekarang aku tidak terlalu merasa menyedihkan.
aku merasa agak lebih beruntung. apalagi kalau melihat di sekelilingku, contohny saja dari anak laki-laki yang terlihat basah kuyup dan kedinginan karena harus menjajakan jasa payungnya, dari seorang gelandangan sekaligus pengemis yang meringkuk di trotoar mencari tempat kering untuk tidur, atau bahkan mungkin lebih beruntung dari perempuan yang telah merebutnya dariku. karena mungkin saja dia tidak mau atau belum siap untuk hamil dan menjadi ibu? mungkin saja …
satu yang kusesalkan, kenapa tadi cincinnya kubuang, ya? seharusnya bisa kuberikan pada anak kecil ojek payung atau gelandangan tadi. siapa tahu lebih berguna.


Bookmark and Share

No comments:

Post a Comment