Friday, July 23, 2010

sunset hunting

klo suruh milih, lebih suka baca buku ato travelling? well, aku akan jawab travelling sambil baca buku hehehe. trus klo ditanya apa yang aku suka klo pas sore hari? aku pasti langsung jawab, sunset hunting!
yah, udah jadi kebiasaan untuk nyari matahari pas menjelang petang, kala sang surya masuk ke peraduan, ketika semburat warna oranye memenuhi langit. nggak perlu pergi jauh-jauh, kadang cuma keluar, nyari posisi yang tepat, atau tak jarang juga emang sengaja nyari ke tempat-tempat yang agak jauh.
salah satunya adalah ke luar kotaku, ke arah kota banyubiru, sebuah kota menunju ambarawa. setelah melewati jalanan (rawa pening juga), deretan pemukiman penduduk, sampai juga ke jalan dengan sepanjang jauh mata memandang  kanan-kiri adalah persawahan, dengan latar belakang beberapa gunung, kadang terlihat megah kadang tertutup awan. kadang melihat hamparan padi berwarna kuning, kadang hijau, kadang cokelat. bila sudah waktunya, menoleh ke kanan, akan terlihat sunset yang sangat indah, kadang ditemani siluet asap dan awan.
nah, pas hari sabtu kemaren, seperti biasa, klo ada waktu luang, pergi ke sana, dengan mencari jalan-jalan atau rute yang berbeda. saat pulang, adekku memilih jalan yang belum pernah kulewati, dia pengen nunjukin pemandangan yang berbeda, katanya dia dulu juga nggak sengaja nemuin jalan ini, dan terus terang agak lupa, tapi kami nekat saja.
pertama melewati jalan sempit yang sudah agak rusak dengan tanaman padi di kanan dan kiri kami. kami melihat anak-anak bermain sepak bola di halaman sebuah sekolah, dimana terdapat sungai yang memisahkan jalan kami dengan bangunan mereka tersebut. dan setelah kuperhatikan ada beberapa perahu di sungai tersebut. spontan aku teriak, “eh ada perahu! emang bisa lewat ni sungai?” tanyaku dengan takjub. entah kenapa aku jadi langsung kebayang sama Venesia, dengan sungai-sungai indah dan gondola-gondola mereka, tak lupa juga jembatan dan bangunan-bangunan di sepanjang sungai.
lalu aku melihat tak hanya satu perahu tapi banyak perahut! kebanyakan membawa tanaman enceng gondok. padahal sungainya tidak terlalu dalam dan lebar, dan ada beberapa jembatan sehingga aku membayangkan pasti para penumpang perahunya harus menunduk ketika lewat di bawah jembatan tersebut. makin jauh, aku liat banyak tanaman enceng gondok yang dijemur di sepanjang jalan, dan aku adeku bilang itu nantinya buat kerajinan tangan dari enceng gondok. ternyata tempat ini agak dekat dengan rawa pening dan sungai tuntang, tempat dimana banyak tanaman air ini tumbuh.
sempat kami melewati jembatan sempit tanpa pembatas di kanan dan kirinya, agak scary juga. ada juga sungai dengan beberapa orang lagi mencuci dan ada yang naik perahu! aku sampai menoleh melihat mereka, sampai cuma ada pohon bambu dan ladang yang menemani kami, plus jalanan yang semakin memburuk keadaannya.
“nah, itu jalannya” itu kata adekku setelah kami melewati jalanan yang becek, dan masuk ke perkampungan, ke jalan yang sudah diingat adekku. alias kami tidak kesasar. but it’s worth, anyway.


Bookmark and Share

No comments:

Post a Comment